Selasa, 09 Februari 2010

Ilustrasi masalah.
Dodi anak kelas 2 SD, dalam pergaulan dengan teman-temannya dia menunjukkan aktivitas yang cukup baik. Pada bidang akademik di kelas, sebenarnya dia termasuk anak yang rajin dan aktif. Prestasi belajar yang dicapai juga cukup baik bahkan beberapa mata pelajaran seperti menulis, berhitung, dan lain-lainnya, jadi sebenarnya Dodi termasuk anak yang cerdas, tetapi pada mata pelajaran membaca dia mengalami kesulitan yang cukup mendasar yaitu sulit untuk menggabungkan atau merangkai beberapa suku kata menjadi kata menjadi kata dan kalimat, sehinggga pada bidang membaca Dodi selalu mengikuti program remedial yang diselenggarakan sekolah, tetapi selalu saja dia gagal mencapai prestasi membaca yang dipersyaratkan, dalam pemeriksaan psikologis dia termasuk anak yang superior dalam kapasitas kemampuan intelektualnya atau IQ, tetapi pada bidang sintesis dan abstraksi ternyata dia jauh dibawah rata-rata normal, maka dia dikatakan sebagai anak yang berkesulitan belajar spesifik.
Berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang mengalami gangguan pada satu atau lebih dari proses psikologi dasar termasuk pemahaman dalam menggunakan bahasa lisan atau tertulis yang dimanefestasikan dalam ketidak sempurnaan mendengar, berfikir, wicara, membaca, mengeja atau mengerjakan hitungan matematika, kopnsep ini merupakan hasil dari gangguan persepsi, disfungsi minimal otak, disleksia, dan disphasia, kesulitan belajar ini tidak termasuk masalah belajar, yang disebabkan secara langsung oleh adanya gangguan penglihatan, pendengaran, motorik, emosi keterbelakangan mental, atau faktor lingkungan, budaya, maupun keadaan ekonomi.
Untuk memahami anak kesulitan belajar spesifik memang harus mengenal karakteristik atau ciri-ciri khusus yang muncul pada anak-anak berkesuliatan belajar, yang umumnya baru terdeteksi setelah anak usia 8-9 tahun atau kelas 3-4 SD masuk pada kelompok kesulitan belajar akademik, hal ini dikarenakan sulitnya mengenal karakteristik anak sejak dini. Adapun karakteristk yang dapat diamati adalah adanya kesenjangan (discrepancy) antara potensi anak dengan prestasi akademik dan perkembangan yang ingin dicapai.
Pendekatan layanan pendidikan bagi anak berkesulitan belajar spesifik. Menurut Jerome Rosner 1993 dalam Sunarya Kartadinata, dkk (1998/1999) ada tiga macam, yaitu:
a. Layanan remidiasi
Terfokus pada upaya menyembuhkan, mengurangi, dan bahkan kalau mungkin mengatasi kesulitan yang dialami anak. Dalam layanan ini anak dibantu dalam keterampilan perceptual dan kecakapan dasar berbahasa, sehingga ia mampu memperoleh kemajuan belajar yang normal. Dalam layanan ini remidiasi ini sering digunakan beberapa teknik modifikasi peilaku, diantaranya dengan pemberiam penguatan, tabungsan kepingan, atau teknik lain yang sesuai dengan kebutuhan anak.
b. Layanan kompensasi
Kompensasi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan belajar khusus di luar lingkungan belajar yang normal, sehingga memungkinkan anak memperoleh kemajuan dalam pembentukan perceptual dan bahasa. Dalam melaksanakan layanan kompensasi, Sunarya Kartadinata, dkk (1998/1999) memberikan patokan
1) Fahami dan pastikan bahwa anak memiliki pengetahuan factual yang diperlukan dalam mempelajari bahan ajar;
2) Batasi jumlah informasi baru pada hal-hal yang tercantum dalam bahan ajar, sampaikan sedikit demi sedikit, atau mungkin gunakan sistem jembatan keledai (mnemoteknik);
3) Sajikan informasi dengan jelas tentang apa yang harus dipelajari anak;
4) Nyatakan secara eksplisit bahwa informasi yang diajarkan berkaitan dengan informasi yang telah dimiliki anak dan sedapat mungkin menggunakan contoh (kongkret);
5) Jika anak sudah mampu menguasai unit-unit kecil perkenalkan dia ke unit-unit yang lebih besar;
6) Siapkan pengalaman ulang unutk memperkuat inforemasi baru dalam ingatan anak;
7) Lakukan drill latiahan efektif dengan melibatkan selu ruh indera untuk membuat persepsi yang sempurna, yaitu dengan jalan mendengar, menbaca, menulis, dan berbuat.

c. Layanan prevensi
Prevensi adalah layanan yang diberikan sebelum anak mengalami ketunacakpan belajar disekolah, layanan ini diawali dengan melakukan identifikasi terhadap aspek-aspek yang dimungkinkan menimbulkan atau menyebabkan ketunacakapan belajar. Langkah yang dilakukan dalam layanan ini diawali dengan memberikan tes kemampuan dasar anak dalam membaca, menulis, berhitung, dan melakukan koordinasi gerak. Langkah selanjutnya dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan terhadap aspek-aspek pribadi anak, diantaranya pemeriksaan kesehatan, perkembangan, penglihatan dan pendengaran, keterampilan dan perceptual.

Dalam mengatasi masalah belajar pada anak maka seorang guru diharapkan melakukan beberapa upaya diantaranya dengan pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan , peningkatan Motivasi belajar, peningkatan keterampilan belajar, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Agar ini semua dapat berjalan dengan baik maka dalam pelaksanaan atau penerapannya seorang guru betul-betul memperhatikan karakteristik anak didik dan memahami apa yang menjadi kebutuhannya, serta perlu diingat guru dalam mengatasi permasalahan belajar anak maka metode-metode tersebut harus saling bersinergi atau berkesinambungan sehingga apa-apa yang sudah programkan dapat berjalan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar